Skip to main content

Featured

"Orang Pendek" bukan Sekedar Mitos.

- 2014 Akhir tahun 2014, saya ketika itu bepergian ke daerah Bengkulu. Ketika itu saya memilih jalan darat, karena selain lebih murah, perjalanan darat juga memberi suatu hal yang saya sebut sebagai "perjalanan yang sesungguhnya". Saat itu saya menggunakan jasa suv yang di jadikan travel.   Singkat cerita, saya memasuki perbatasan Lampung - Bengkulu melewati daerah bergunung dengan hutan lebat. Driver menyebut daerah ini dengan nama Hutan Lindung. Kemudian saya menyimpulkan bahwa kawasan ini sebenarnya adalah bagian dari kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Salah satu kawasan Taman Nasional terluas dan terkaya di bumi sumatera ini membentang dari Lampung hingga ke Bengkulu.   Seperti biasa, dalam perjalanan saya mengobrol bebas dengan penumpang lain dan driver tentunya sampai akhirnya masuk ke sebuah cerita yang di sampaikan Driver dengan logat khas bengkulu itu. "Dulu kalau saya lewat sini, sering banyak anak kecil pak". Anak kecil macam apa yan

BRINCC Team Meluncur ke Puruk Cahu

5 Juli 2011

Akhirnya setela tertund hingga hampir satu minggu akibat pembalakan liar....e salah.......akibat rumitnya masalah imigrasi, ijin penelitian, ijin kepolisian, dan lain2..akhirnya tim bisa berangkat ke Kabupaten puruk Cahu.

Jam 8 pagi tim BRINCC mulai bersiap dengan mengangkut barang-barang keperluan penelitian, keperluan pribadi, maupun keperluan selama menetap di hutan ke dalam mobil. Orang bule sih nyebutnya 'kijangs'. Dan di dalam kijang inilah siksaan akan berlangsung buat anggota tim karena di dalam kijang yang penuh barang, tim harus menempuh setidaknya 14 jam perjalanan dari Palangka Raya menuju Puruk Cahu.

Loading Barang

Ternyata eh ternyata....gak di Palangka....gak dimana tempat di pulau Kalimantan....agaknya di semua tempat terjadi kelangkaan BBM. Tiap SPBU terdapat antrean kendaraan hingga di jalan raya. Akhrnya di tengah perjalanan kami harus mengisi BBM di pinggir jalan, padahal hanya beberapa ratus meter dari SPBU. Tapi demi menghemat waktu tak mungkin mengantri sedemikian lama.

Di perjalanan kami melewati lahan bekas proyek konversi lahan gambut satu juta hektar (kalo gak salah) pada jaman Soeharto demi mewujudkan swasembada beras.

Daerah bekas proyek konversi satu juta hektar lahan gambut pada jaman Soeharto

Di Perjalanan kami sempat mampir di (lupa namanya) makan siang, dan tahukah anda......kami ditawar daging rusaa....yihaa yihaa....daging rusa....katanya si enak...tapi gak ada satupun yang nyoba...mungkin karna kami dtg sebagai peneliti,,,,,mungkin bakal beda cerita kalo rusa bukan satwa dilindungi....

setelah makan kami sempatkan foto bersama seluruh anggota tim, dan dibawah ini lah hasilnya, tapi minus andrea karena dia yang bawa kamera...hehe

Istirahat setelah makan siang

Beberapa jam sebelum muara teweh, kami melewati area pertambangan batu bara. Sebenarnya jalan ini bukan jalan umum, tapi driver bilang bisa lewat asal pake kartu tol. Sedangkan kalo harus memutar, kami akan menghabiskan satu jam lebih lama. Kami yang cuma duduk di belakang hanya bisa menurut pada driver yang sudah puluhan tahu menguasai daerah ini.

Melewati daerah pertambangan batubara, tampak di gambar truk memuat batubara.

Di muara teweh kami sempat berhenti untuk makan malam di sebuah warun Jawa Timuran. Dua jam kemudian kembali istirahat di tengah hutan dengan jalan rusak berantakan.

Istirahat malam hari di daerah Muara Teweh

Daaaaan.....perjalanan 16 jam kami berakhir tengah malam di markas FFI Puruk Cahu.

Setelah perjalanan selama 16 jam yang sangat amat melelahkan, akhirnya tiba di markas FFI Puruk Cahu
Tumbang lah sudah kecapekan

Tapi semua terbayar....coba liat foto di bawah......

Pemandangan sungai Barito

Comments

Popular Posts