Skip to main content

Featured

"Orang Pendek" bukan Sekedar Mitos.

- 2014 Akhir tahun 2014, saya ketika itu bepergian ke daerah Bengkulu. Ketika itu saya memilih jalan darat, karena selain lebih murah, perjalanan darat juga memberi suatu hal yang saya sebut sebagai "perjalanan yang sesungguhnya". Saat itu saya menggunakan jasa suv yang di jadikan travel.   Singkat cerita, saya memasuki perbatasan Lampung - Bengkulu melewati daerah bergunung dengan hutan lebat. Driver menyebut daerah ini dengan nama Hutan Lindung. Kemudian saya menyimpulkan bahwa kawasan ini sebenarnya adalah bagian dari kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Salah satu kawasan Taman Nasional terluas dan terkaya di bumi sumatera ini membentang dari Lampung hingga ke Bengkulu.   Seperti biasa, dalam perjalanan saya mengobrol bebas dengan penumpang lain dan driver tentunya sampai akhirnya masuk ke sebuah cerita yang di sampaikan Driver dengan logat khas bengkulu itu. "Dulu kalau saya lewat sini, sering banyak anak kecil pak". Anak kecil macam apa yan

Dayak Punan Berkaki Merah, Suku Misterius di Rimba Kalimantan

Sekitar 10 bulan yang lalu, saya berkunjung ke pedalaman Kalimantan, daerah Kalimantan Tengah tepatnya di desa Tumbang Tujang, sekitar hampir sepuluh jam perjalanan dari Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya.
Perjalanan sangat jauh dan melelahkan melewati belantara dengan jalan setara offroad.Waktu itu saya berkunjung dalam rangka mengikuti kegiatan dari BRINCC Expedition.

Selama beberapa hari saya tinggal di desa, kemudian masuk ke kawasan hutan selama sebulan berikutnya. Selama berada di dalam hutan, tim kami ditemani oleh salah seorang putra dayak (Dayak Bakumpai) bernama Kursani (bagi yang pernah menjadi bagian dari Proyek Barito Hulu mungkin mengenal beliau), dan sempat saling bercerita tentang pengalaman masing2.
Ilustrasi Perkampungan

Ada satu cerita menarik yang sangat membuat saya penasaran yaitu cerita tentang adanya suku Dayak Berkaki Merah yang tinggal di dalam rimba di hulu sungai Barito. Saat itu saya tidak ingat nama suku dayak tersebut (yang ternyata adalah Dayak Punan). Wah....tentu saja saya sangat antusias mendengarnya, ini sama saja saya menonton Discovery Chanel tentang Suku Misterius, atau cerita manusia atau makhluk (bukan makhluk gaib) yang misterius laiinya seperti Orang Pendek dari sumatera, Hobbit Flores, atau Big Foot.


Ilustrasi

Dari cerita yang saya dengar, dahulu di rimba Barito Hulu terdapat sekelompok manusia yang masih tinggal di rimba (mungkin mirip suku anak dalam di sumatera). Suku tersebut mempunyai ciri khas yaitu mempunyai kaki berwarna merah. Tidak diketahui sebab pasti mengapa kaki mereka berwarna merah, yang jelas mereka tidak berbeda dengan manusia pada umumnya, hanya kaki saja yang berwarna merah.
Ilustrasi

Mereka mempunyai bahasa yang khas yang bahkan tidak dimengerti oleh para warga yang tinggal di desa terpencil seperti Tumbang Tujang, Borah, Oot Murung maupun Kelasin. Namun, konon ada beberapa orang yang sempat mempelajari bahasa mereka. Namun hingga saat ini masih tidak jelas siapa dan dimana.

Ilustrasi
Dari blog SAPEK untuk tambahan:
Punan yang ”asli”, menurut orang-orang ini, adalah mereka yang tinggal di rimba belantara dan dalam goa-goa yang gelap. Kaki dan tangan mereka diwarnai merah dengan daun saronang atau jarenang. Seluruh tubuh mereka dilapis dengan sejenis jamur yang mengandung fosfor sehingga tampak menyala di kegelapan. 
Dalam hal berburu, orang Punan Siau pantang membunuh binatang yang lengah. Jika bertemu dengan rusa yang sibuk memakan dedaunan, ia bertepuk tangan keras-keras untuk memberitahukan kehadirannya
Ketika rusa itu terkejut dan lari, barulah ia memburunya. Mereka itulah pemburu sejati bersenjatakan sumpit, serta pantang menaklukan buruan dengan cara mengintai diam-diam.
Sekalipun bisa bertutur banyak, tidak ada seorang pun dari penduduk tiga kampung itu pernah bertemu langsung dengan Punan Siau. Beberapa orangtua lainnya hanya mengatakan pernah melihat jejak kaki, tetapi tidak pernah melihat orangnya. Menurut mereka, hal itu terjadi karena orang Punan Siau memiliki kata lamunan, yaitu mantra sakti untuk menghilangkan diri di balik sehelai daun.
Punan adalah kumpulan cerita menakjubkan. Dalam khazanah lokal Kalimantan, Punan selalu digambarkan sebagai manusia perkasa dan ahli berburu. Mereka dilihat sebagai orang yang berkekuatan supranatural tinggi. Mereka dapat menghilang dan mempunyai penciuman yang tajam.Mereka juga dilihat sebagai manusia istimewa penghuni hutan. Orang Punan juga memiliki pengetahuan akan obat-obat manjur, dari akar dan daun-daun kayu hutan. Konon, jika para perempuan Punan melahirkan, mereka akan sembuh dalam satu hari.

Namun sayangnya, kini suku ini sudah tidak lagi bisa di temukan. Entah apa sebabnya, tidak ada riwayat apakah mereka berakulturasi dengan penduduk di desa, menghilang lebih jauh ke dalam hutan, atau karena hal lain. Yang jelas, keberadaan suku ini memang sepertinya hanya akan menjadi misteri karena memang tidak ada bukti foto atau apapun. Namun banyak yang meyakini bahwa keberadaan mereka masih eksis hingga saat ini. Namun ada juga yang berpendapat bahwa keberadaan mereka hanya mitos.

Semoga suatu saat fakta mengenai salah satu kekayaan budaya di Indonesia ini dapat terungkap.
Semoga.

Baca bagian 2 DISINI

UPDATE

Berikut adalah video hasil liputan dari RuaiTV  mengenai eksistensi suku dayak punan.



semoga bermnfaat.

Comments

Post a Comment

Popular Posts