Skip to main content

Featured

"Orang Pendek" bukan Sekedar Mitos.

- 2014 Akhir tahun 2014, saya ketika itu bepergian ke daerah Bengkulu. Ketika itu saya memilih jalan darat, karena selain lebih murah, perjalanan darat juga memberi suatu hal yang saya sebut sebagai "perjalanan yang sesungguhnya". Saat itu saya menggunakan jasa suv yang di jadikan travel.   Singkat cerita, saya memasuki perbatasan Lampung - Bengkulu melewati daerah bergunung dengan hutan lebat. Driver menyebut daerah ini dengan nama Hutan Lindung. Kemudian saya menyimpulkan bahwa kawasan ini sebenarnya adalah bagian dari kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Salah satu kawasan Taman Nasional terluas dan terkaya di bumi sumatera ini membentang dari Lampung hingga ke Bengkulu.   Seperti biasa, dalam perjalanan saya mengobrol bebas dengan penumpang lain dan driver tentunya sampai akhirnya masuk ke sebuah cerita yang di sampaikan Driver dengan logat khas bengkulu itu. "Dulu kalau saya lewat sini, sering banyak anak kecil pak". Anak kecil macam apa yan

Pendaki 5 cm, Sebuah Fenomena

Beberapa bulan terakhir saya sering berjumpa dengan para pendaki di bis menuju dan dari Garut. Sepertinya setiap akhir pekan banyak pendaki yang menghabiskan malam minggu di puncak gunung Guntur, Papandayan, maupun gunung lain di sekitar Garut. Saya sering mengamati banyak dari mereka, sering mengingatkan saya pada bberapa kegiatan pendakian dan kegiatan Outdoor lainnya yang dulu sering saya lakukan saat masih di Fakultas Kehutanan.

Nampaknya, kegiatan pendakian sekarang mulai menjadi Tren di kalangan remaja. Saya sendiri terkadang menyebut mereka sebagai Pendaki 5 cm. Karna sepertinya sejak film tersebut rilis, kegiatan pendakian menjadi fenomena. Namun sayang, sebagian besar pendaki 5 cm bertingkah sebodoh film nya. Liat saja di berbagai media, banyak pendaki Classic yang mencibir film tersebut, karna gambaran pendakian yang tidak riil tersebut. Saya sempat berpikir bahwa hal ini mungkin suatu saat akan meyebabkan persepsi yang salah tentang pendakian bagi endaki pemula, dan bias jadi memakan korban. Dan benar ada nya, muncul berita tentang pendaki yang tertimpa batu-batu yang runtuh di Semeru. Mirip dengan di film nya ya?

Terlepas dari apakah ini memang berhubungan atau tidak, saya masih berharap bahwa kegiatan ini adalah wisata terbatas. Bukan membatasi siapa2 yang boleh naik gunung (semua orang boleh tentu nya), namun bahwa kegiatan ini harusnya dipersiapkan dengan matang, jumlahnya pun dibatasi agar dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dapat ditekan.  Belum lagi masalah sampah yang tak dibawa turun oleh pendaki, dan masalah2 lain yang tentunya demi keselamatan pendaki itu sendiri dan demi menjaga kelestarian tempat yang di daki.

Bagi kawan2 pendaki 5 cm, saya berharap bahwa kalian akan menjadi pendaki dan pecinta alam seutuhnya. Bukan Cuma menikmati alam tapi juga menjaganya. Mendaki gunung bukan gaya-gayaan. Mendaki bukan sekedar trend. Tak perlu lah berslogan my trip my adventure, cukup nikmati saja, bahwa keindahan ini bias mengganas kapan saja, bersyukurlah bahwa kita berada di antar kekuatan besar yang sedang melindungi, namun bias saja mengamuk sebelum kita sadari.


Welcome back to nature, Lads….

Comments

Popular Posts